Niakuri/NHW#1
Saya sangat senang bergabung dengan para ibu dan muslimah yang semangat belajar. karena saya pun demikian. Perkenalkan saya Niakuri seorang ibu tiga anak yang selalu semangat untuk belajar. Semoga kehadiran saya di komunitas IIP bermanfaat untuk semua.
Menjadi ibu dan istri yang
sholehah adalah tujuan utama saya berumah tangga. Peran itulah yang akan
menghantarkan saya menuju kebahagiaan sejati. Di awal tahun menjalani peran
sebagai ibu saya banyak membaca buku-buku yang berkaitan dengan parenting. Saya haus ilmu, saya butuh
ilmu mendidik anak karena nanti tugas mulia saya adalah mengasuh dan mendidik
anak.
O iya ketika dinyatakan
positif hamil anak pertama saya sudah terdaftar untuk belajar di LPGTK, sekolah
guru TK. Jadi selama hamil anak pertama saya kuliah, mendapatkan ilmu bagaimana
menjadi seorang guru TK. Niat awal adalah ingin menjadi guru TK. Tapi ternyata
ketika wisuda saya melahirkan, jadi tidak sempat ikut wisuda. Dan akhirnya
memutuskan untuk menjadi guru bagi anak saya sendiri.
Hamil anak kedua saya
sekolah lagi, tapi kali ini sekolah Thibbun Nabawi. Yaa … belajar pengobatan
islam. Tujuannya agar saya bisa menjadi dokter bagi keluarga saya. Karena kesehatan keluargapun menjadi masalah krusial
buat saya. Selama hamil pula saya
belajar bekam, akupunktur sampai pernah merasakan menjadi seorang terapis.
Hamil anak ketiga saya
belajar kesehatan juga, dan public speaking. Kehamilan menjadi sebuah proses
yang menyenangkan, selain belajar untuk saya sendiri saya berharap anak saya
pun belajar. Mudah-mudahan kelak mereka cinta ilmu.
Setiap kali membaca buku
rasanya ilmu semakin kurang, maka belajar pun terus dilakukan. Belajar menjadi
sebuah kebutuhan untuk saya pribadi. Ketika saya menghadiri seminar parenting
atau seminar lain itulah me time
saya. Hidup saya jadi lebih berwarna. I
love colourful life
Jika Allah masih memberikan
waktu untuk saya belajar saya betul betul ingin mendalami ilmu public speaking
yang masih jauh dari sempurna. Profesi yang saya tekuni sebagai seorang
trainer, pendongeng, dan juga penulis buku menuntut saya untuk lebih expert di
bidang yang saya pilih.
Dulu saya senang bicara di depan
cermin. Dulu ketika berada di majelis ilmu saya bermimpi kelak saya lah yang
akan berada di depan audiens untuk berbicara. Dan .. Alhamdulillah itu semua
telah terwujud. Dan saya harus terus menimba ilmu agar ilmu yang saya bagikan
semakin berkualitas.
Ladang dakwah itu luas,
menjadi seorang storyteller dan trainer adalah pilihan saya untuk
berdakwah pada segmentasi anak dan dewasa. Saya sangat menyadari anak-anak
adalah investasi yang berharga bagi kedua orangtuanya. Melalui kegiatan
mendongeng saya ingin membentuk karakter anak, melalui training yang saya
lakukan saya juga ingin mengajak para Ayahbunda untuk menjadi idola bagi anak-anaknya.
Karena diharapkan melalui kegiatan bercerita Ayahbunda dapat menyampaikan siroh
yang notabene serius menjadi lebih menyenangkan dan mudah dipahami anak-anak. Storytelling is fun!
Lalu bagaimana saya bisa
meningkatkan kapasitas keilmuan saya?
Ada beberapa hal yang bisa
meningkatkan kapasitas keilmuans saya:
1.
Buku
Banyak baca banyak tahu!
Yes, itulah yang harus saya lakukan. Semakin
banyak referensi bacaan yang saya lahap maka saya akan semakin tahu.
2.
Menghadiri
workshop/seminar
Jika ingin menjadi mahir maka belajarlah pada
ahlinya. Belajar pada ahlinya bukan sesuatu hal yang mudah. Semuanya butuh
pengorbanan, tapi memang harus dilakukan jika kita ingin meningkatkan kapasitas
keilmuan kita.
3.
Berkolaborasi
Berkolaborasi dengan orang yang se visi dan misi
sangat menyenangkan. Berada dekat mereka akan membuat hidup semakin asyik.
Impian kita akan cepat terwujud
4.
Meningkatkan
jam terbang
Membuat time line untuk meningkatkan
kapasitas kemampuan kita secara berkala. Bakat itu hanya 1% dan 99% adalah
usaha. Maka berikhtiarlah dengan segenap kemampuan karena Allah akan melihat
sampai sejauh mana kita berikhtiar, jika sudah berikhtiar maka serahkan
hasilnya pada Allah SWT.
O ya berkaitan dengan peran saya sebagai ibu
dan istri maka semua kegiatan saya akan otomatis menyesuaikan kondisi keluarga.
Mereka tetap sebagai top priority. Saya
tidak akan berprestasi jika mereka tidak terurus. Prestasi yang saya capai
hingga sekarang adalah karena saya berusaha keras untuk membuat keluarga saya
nyaman, terpenuhi semua kebutuhannya. Sehingga saya bisa tenang beraktivitas
dan berkarya.
Berkaitan dengan adab mencari ilmu maka saya
memaksimalkan usaha saya untuk mencari ilmu,menghargai orang yang telah berbagi
ilmu dengan saya. Dan yang paling penting adalah saya yang harus rendah hati
ketika sudah mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan tentu ketika saya mendapat
ilmu maka saya akan dengan senang hati membaginya dengan orang-orang yang bisa
saya jangkau. Misalnya mengisi di acara sosial, arisan, dan juga workshop saya.
Bahwa ketika kita berbagi ilmu maka sebisa mungkin saya berbagi hal yang sudah
saya lakukan. Jadi semuanya bermula dari diri sendiri kemudian mengajak orang
lain untuk melakukan hal serupa.
InsyaAllah semoga apa yang saya lakukan
bermanfaat untuk orang lain.