Sabtu, 29 Oktober 2016

Checklist indikator profesionalisme perempuan


#NHW2
By Nia Kurniawati

Nice homework dari program matrikulasi IIp kali ini adalah tentang indikator Ibu professional. Apa saja sih indikator menjadi ibu professional itu menurut saya?

Sebagai individu:
  • -          Melakukan kewajiban sebagai hamba yang beriman, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, yaitu menjadikan tilawah, hapalan, sholat sebagai habit.
  • -          Baca buku one day one week
  • -          Melakukan me time
  • -          Meningkatkan skill pribadi di bidang storytelling dan ilmu yang berkaitan untuk pengembangan diri
  • -          Silaturahim dengan tetangga dengan berpartisipasi ikut kegiatan lingkungan
  • -          Hadir di majelis ilmu setiap minggu
Sebagai Ibu
  • -          Memenuhi semua kebutuhan anak-anak
  • -          Melakukan pembiasaan ibadah yang dimulai dari saya sebagai teladan bagi anak-anak
  • -          Melatih life skill anak sesuai dengan usia mereka
  • -          Menjadi pendengar aktif bagi anak-anak
  • -          Memotivasi anak-anak dengan cara yang ahsan dan asyik (tanpa merasa digurui)
  • -          Menjadi pendongeng asyik bagi anak-anak, “one day one siroh”
  • -          Komunikasi produktif dengan anak-anak
  • -          Sabar menghadapi perilaku anak-anak
  • -          Rajin memeluk dan mencium anak meskipun sudah besar, min 2x sehari
Sebagai istri
  • -          Melakukan komunikasi produktif dengan suami
  • -          Membatasi kesibukan dan full service untuk suami
  • -          Motivator bagi suami
  • -          Selalu tampil cantik untuk suami, dari mulai bangun hingga tidur lagi
  • -          Menerima kondisi suami apa adanya
  • -          Menegur suami dengan santun jika ia melakukan kesalahan
  • -          Ikhlas ditinggal tugas ke luar kota
  • -          Semangat belajar memperbaiki diri
  • -          Menjadi istri yang perhatian pada suami
  • -          Menjaga harta suami
  • -          Menjaga diri dan anak-anak

Kamis, 20 Oktober 2016

Belajar itu Menyenangkan

              
Niakuri/NHW#1
 

Saya sangat senang bergabung dengan para ibu dan muslimah yang semangat belajar. karena saya pun demikian. Perkenalkan saya Niakuri seorang ibu tiga anak yang selalu semangat untuk belajar. Semoga kehadiran saya di komunitas IIP bermanfaat untuk semua.

Menjadi ibu dan istri yang sholehah adalah tujuan utama saya berumah tangga. Peran itulah yang akan menghantarkan saya menuju kebahagiaan sejati. Di awal tahun menjalani peran sebagai ibu saya banyak membaca buku-buku yang berkaitan dengan parenting. Saya haus ilmu, saya butuh ilmu mendidik anak karena nanti tugas mulia saya adalah mengasuh dan mendidik anak. 

O iya ketika dinyatakan positif hamil anak pertama saya sudah terdaftar untuk belajar di LPGTK, sekolah guru TK. Jadi selama hamil anak pertama saya kuliah, mendapatkan ilmu bagaimana menjadi seorang guru TK. Niat awal adalah ingin menjadi guru TK. Tapi ternyata ketika wisuda saya melahirkan, jadi tidak sempat ikut wisuda. Dan akhirnya memutuskan untuk menjadi guru bagi anak saya sendiri.

Hamil anak kedua saya sekolah lagi, tapi kali ini sekolah Thibbun Nabawi. Yaa … belajar pengobatan islam. Tujuannya agar saya bisa menjadi dokter bagi keluarga saya. Karena  kesehatan keluargapun menjadi masalah krusial buat saya.  Selama hamil pula saya belajar bekam, akupunktur sampai pernah merasakan menjadi seorang terapis.

Hamil anak ketiga saya belajar kesehatan juga, dan public speaking. Kehamilan menjadi sebuah proses yang menyenangkan, selain belajar untuk saya sendiri saya berharap anak saya pun belajar. Mudah-mudahan kelak mereka cinta ilmu.

Setiap kali membaca buku rasanya ilmu semakin kurang, maka belajar pun terus dilakukan. Belajar menjadi sebuah kebutuhan untuk saya pribadi. Ketika saya menghadiri seminar parenting atau seminar lain itulah me time saya. Hidup saya jadi lebih berwarna. I love colourful life

Jika Allah masih memberikan waktu untuk saya belajar saya betul betul ingin mendalami ilmu public speaking yang masih jauh dari sempurna. Profesi yang saya tekuni sebagai seorang trainer, pendongeng, dan juga penulis buku menuntut saya untuk lebih expert di bidang yang saya pilih.  

Dulu saya senang bicara di depan cermin. Dulu ketika berada di majelis ilmu saya bermimpi kelak saya lah yang akan berada di depan audiens untuk berbicara. Dan .. Alhamdulillah itu semua telah terwujud. Dan saya harus terus menimba ilmu agar ilmu yang saya bagikan semakin berkualitas.

Ladang dakwah itu luas, menjadi seorang storyteller dan trainer adalah pilihan saya untuk berdakwah pada segmentasi anak dan dewasa. Saya sangat menyadari anak-anak adalah investasi yang berharga bagi kedua orangtuanya. Melalui kegiatan mendongeng saya ingin membentuk karakter anak, melalui training yang saya lakukan saya juga ingin mengajak para Ayahbunda untuk menjadi idola bagi anak-anaknya. Karena diharapkan melalui kegiatan bercerita Ayahbunda dapat menyampaikan siroh yang notabene serius menjadi lebih menyenangkan dan mudah dipahami anak-anak. Storytelling is fun!

Lalu bagaimana saya bisa meningkatkan kapasitas keilmuan saya?
Ada beberapa hal yang bisa meningkatkan kapasitas keilmuans saya:
1.    Buku
Banyak baca banyak tahu!
Yes, itulah yang harus saya lakukan. Semakin banyak referensi bacaan yang saya lahap maka saya akan semakin tahu.

2.    Menghadiri workshop/seminar
Jika ingin menjadi mahir maka belajarlah pada ahlinya. Belajar pada ahlinya bukan sesuatu hal yang mudah. Semuanya butuh pengorbanan, tapi memang harus dilakukan jika kita ingin meningkatkan kapasitas keilmuan kita.

3.    Berkolaborasi
Berkolaborasi dengan orang yang se visi dan misi sangat menyenangkan. Berada dekat mereka akan membuat hidup semakin asyik. Impian kita akan cepat terwujud

4.    Meningkatkan jam terbang
Membuat time line untuk meningkatkan kapasitas kemampuan kita secara berkala. Bakat itu hanya 1% dan 99% adalah usaha. Maka berikhtiarlah dengan segenap kemampuan karena Allah akan melihat sampai sejauh mana kita berikhtiar, jika sudah berikhtiar maka serahkan hasilnya pada Allah SWT.

O ya berkaitan dengan peran saya sebagai ibu dan istri maka semua kegiatan saya akan otomatis menyesuaikan kondisi keluarga. Mereka tetap sebagai top priority. Saya tidak akan berprestasi jika mereka tidak terurus. Prestasi yang saya capai hingga sekarang adalah karena saya berusaha keras untuk membuat keluarga saya nyaman, terpenuhi semua kebutuhannya. Sehingga saya bisa tenang beraktivitas dan berkarya.

Berkaitan dengan adab mencari ilmu maka saya memaksimalkan usaha saya untuk mencari ilmu,menghargai orang yang telah berbagi ilmu dengan saya. Dan yang paling penting adalah saya yang harus rendah hati ketika sudah mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan tentu ketika saya mendapat ilmu maka saya akan dengan senang hati membaginya dengan orang-orang yang bisa saya jangkau. Misalnya mengisi di acara sosial, arisan, dan juga workshop saya. Bahwa ketika kita berbagi ilmu maka sebisa mungkin saya berbagi hal yang sudah saya lakukan. Jadi semuanya bermula dari diri sendiri kemudian mengajak orang lain untuk melakukan hal serupa.

 InsyaAllah semoga apa yang saya lakukan bermanfaat untuk orang lain.