NHW#9
To be the agent of change
Iam an inspiring woman. Yes, since 2005 I had dream that I should become someone who can give benefit not just for my family but also for environment around me.
In 2011, Nova tabloid gave me an unforgettable things that will be great motivation for me to always inspiring others.
Iam a mother of three boys who loves to tell stories, write children's books, love to teach too. Yes, I love public speaking so much. When I stay around kids I feel life, I feel their joy and happy. That's why I stay close with children.
I start my journey to be a storyteller when I have children. Yes, they're my inspiration. Because of my home team, I became a storyteller. I'm not a perfect one. Somehow I still learn till now.
This language is also my hobby. I love to speak English. I use it because I never used it for long time:)
The sosial issue around me is low interest of reading and make Storytelling as habit again after almost lost because of technology.
My segmentation are children and parent. The social idea is to make "Rumah Dongeng", a place for children to know about literation, love stories and books. And also raising bundakreatif, a place for mom who loves to learn, storytelling, writing, and crafting.
Hopefully I could make my dream come true:). Aamiiin
Kamis, 15 Desember 2016
Sabtu, 10 Desember 2016
NHW#8 Misi Hidup dan Produktivitas
NHW#8
Misi
Hidup dan Produktivitas
Dalam menjalankan peran
sebagai ibu dan istri maka materi menemukan misi hidup adalah sangat penting.
Ketika sudah menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga maka
saat ini penerapan saya secara teknik adalah sebagai berikut:
1. What do you want to be in the future?
Impian
terbesar saya saat ini adalah pergi keluar negeri sebagai undangan trainer atau
storyteller. Merupakan sebuah prestasi, kebanggaan tersendiri ketika saya bisa
mendongeng di luar negeri. Secara branding, tentu saya naik level.
2. What do you like to do?
Menjadi
seorang expert adalah impian saya. Dalam hal ini tentu menyangkut bidang yang
saya sukai. Yup ... menjadi seorang storyteller yang bisa menginspirasi jutaaan
orang.
3. What do you want?
Memiliki
kemampuan delivery dalam bercerita dan mengajar adalah sesuatu yang saya
inginkan. Ilmu adalah bekal saya untuk berbagi. Saya suka belajar, dan belajar
yang baik adalah dengan cara mengajarkannya. Saya suka mengajar. Mengajar
membuat saya belajar banyak.
Tiga
dimensi waktu yang harus diperhatikan
1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun
waktu kehidupan?
Menjadi
seorang penulis dan pendongeng yang melegenda, mengenalkan buku dan dongeng
kepada anak dan dewasa.
2. Apa yang ingin kita capai dalam kurun
waktu 5-10 tahun?
Melalui
trainer storytelling saya ingin menginspirasi para orangtua untuk bisa menjadi
idola anak-anaknya, menjalin kedekatan dengan anak melalui kegiatan mendongeng.
Orangtua terutama ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Oleh karena
itu dengan keahlian untuk bisa mendongeng diharapkan ibu akan menjadi sosok
teladan, seseorang yang akan menyenangkan bagi anak-anaknya.
3. Pencapaian satu tahun kedepan ?
Inspirator
bagi para bunda, menginspirasi 500 bunda dalam setahun melalui workshop
storytelling baik online maupun offline.
Sabtu, 03 Desember 2016
NHW#7 MENJADI BUNDA PRODUKTIF
NHW#7
Tahapan Menuju Bunda Produktif
Menjadi
seorang bunda produktif adalah cita-cita sejak 2003 ketika menikah dan punya
anak. Saya ingin memaksimalkan potensi yang saya miliki, tapi tidak
meninggalkan anak. Saya tidak berminat untuk bekerja full time 7 to 7 diluar
rumah.
Ketika
anak saya lahir, automatically saya
harus di rumah. Cita-cita untuk mengajar di TK pun batal. Setelah hari di mana
saya seharusnya wisuda, saya melahirkan.
Sejak saat itu saya konsentrasi di pengasuhan anak. Meskipun ketika
hamil usia kandungan 8 bulan saya diterima di sekolah elit, tapi .. apa daya
ketika seorang ibu sudah mempunyai anak maka tanggungjawabnya beralih, perannya
bertambah dari seorang istri menjadi seorang ibu.
Mempunyai
anak, mendidik dan mengasuhnya membuat saya menikmati sesuatu yang belum pernah
ada sebelumnya. Ilmu yang saya dapat di TK saya aplikasikan untuk anak saya.
Hidup itu perlu warna, maka saya warnai hidup saya selain aktivitas di rumah
dengan mengikuti seminar, menimba ilmu parenting, juga mengikuti lomba yang
saya suka yaitu storytelling.
Sedikit
demi sedikit saya isi waktu luang dengan hal-hal yang bisa membuat saya
produktif, membuat hidup saya lebih hidup. Alhamdulillah seiring perkembangan
anak saya berkenalan dengan dunia kepenulisan. Jadi meskipun tidak mengajar di
sekolah, saya masih bisa mengaktualisasikan diri, menuangkan ide saya melalui
tulisan untuk anak yaitu buku-buku balita.
Senangnya:}
Dan
… ternyata setelah di tes di temubakat.com hasil kekuatan saya ada pada: com,creator, des, edu, jou, mot, dan sell.
Yes, that’s me. I love to tell stories, I like to speak in front of others, I
like teaching, and I like selling; try to convince others with my words.
Dulu
saya berangan-angan bahwa kelak saya akan ada di depan panggung untuk berbicara
pada orang lain. And… taraa… here I am,
try to train people how to tell stories. I love my activities.
Kuadran 1: aktivitas yang Anda suka dan Anda bisa
- Mengaji
- Mendongeng
- Publik
speaking
- Berbahasa
Inggris
- Mengajar
- Menyanyi
- Ngetik
10 jari
Kuadran 2: aktivitas yang Anda suka tetapi Anda tidak
bisa
- bahasa
Arab
- masak
(kadang sibuk sama anak)
- membuat
kue
- membaca
Kuadran 3: aktivitas yang Anda tidak suka tetapi Anda
bisa
- Setrika
- Berkebun
- Menjahit
- Administrasi
- beberes
Kuadran 4: aktivitas yang Anda tidak suka dan Anda tidak
bisa
- bermain
bola
- nonton
TV
- tidur
siang
Tahapan-tahapan
yang harus dilalui seperti Bunda Sayang saya kira saya sudah melewatinya,
anak-anak senang dengan saya. Mereka selalu semangat ketika saya bercerita.
Bahkan ketika saya bercerita didepan anak lain dan anak saya hadir pasti mereka
sudah tahu lebih dulu apa yang mau saya ceritakan, not surprise anymore:}
Di
tahapan bunda cekatan belajar dan terus belajar adalah kata kunci untuk
mengatur rumah tangga. Berbagai literatur buku saya baca tentang manajemen
keuangan keluarga, manajemen waktu, manajemen ikhlas, dan lain-lainnya.
Sehingga saya pun mulai berusaha menyesuaikan diri seiring pertumbuhan dan
pertambahan anggota keluarga bahwa semua tidak bisa saya yang handle. Ada beberapa tugas yang saya
delegasikan pada orang lain seperti antar jemput, setrika, beres-beres dan
pendidikan sekolah. Sehingga ketika anak sekolah saya produktif di rumah. Saya
gunakan waktu yang saya punya sebaik-baiknya sehingga sedikit demi sedikit
karya saya lahir.
Di
tahun 2011 tabloid Nova memberikan awarding
yang sangat membuat saya harus mensyukuri peran saya sebagai ibu rumah tangga yang
bisa produktif dari rumah. Di tahap ini pula tahapan Bunda Saleha saya rintis,
sejauh mana kebermanfaatan saya untuk orang lain. Dengan kemampuan yang saya
miliki meski masih jauh dari mahir tapi saya tetap mencoba untuk berbagi ilmu
yang saya miliki. Belajar yang baik adalah dengan cara mengajarkannya.
Kata-kata ust. Aam selalu terngiang hingga detik ini. masyaAllah. Semoga saya
selalu bisa bermanfaat untuk orang lain.
Sabtu, 26 November 2016
NHW#6 BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL
BELAJAR
MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL
oleh Nia Kurniawati
Sejak memutuskan menjadi
Nyonya Ramadhan saya banyak belajar. Ketika lahir Razifa 11 tahun yang lalu
saya pun memulai perjalanan saya sebagai seorang ibu. Trial and error, itulah
yang saya alami. Tapi saya suka belajar termasuk belajar parenting sehingga sedikit
demi sedikit saya bangun dari ketidaktahuan saya. Saya suka kemandirian, sehingga ketika
menjalani tugas saya jalankan sesuai kemampuan saya, tidak menunggu orang lain.
Namun seiring perkembangan anak, bertambahnya anak terkadang saya kewalahan juga.
Sehingga mau tidak mau saya harus belajar mendelegasikan tugas.
Saya sangat terinspirasi
oleh seorang wanita bernama Neni Utami Adiningsih. Beliau adalah seorang
manajer domestik begitu beliau menyebut dirinya dalam kartu nama. Ketika saya
baru belajar menjadi ibu saya banyak merenung. Langkah apa yang seharusnya saya
ambil untuk melakukan yang terbaik bagi keluarga saya.
Saya adalah seorang manajer
sehingga saya tidak mau direpotkan oleh penjemputan anak, tugas-tugas yang bisa
dikerjakan oleh orang lain dan saya bisa mengerjakan hobi saya menjadi
rupiah(hehe ..). jadi saat ini saya mendelegasikan tugas menjemput pada pa ojeg
yang bisa dipercaya. Dan pekerjaan seperti setrika baju saya delegasikan juga
pada orang lain karena saya juga sekarang punya pekerjaan yang harus saya
lakukan bersama si kecil qiya.
Oleh karena itu tiga hal
prioritas bagi saya adalah:
1.
Ibadah kepada Allah
Ibadah
adalah kebutuhan kita. Dalam kondisi apapun ibadah harus menjadi prioritas
saya. Ini adalah bekal bagi saya untuk bahagia di dunia dan akhirat kelak
2.
Memenuhi hak suami dan anak
Berbakti
pada suami adalah kewajiban saya sebagai istri. Ridho Allah ada pada ridho
suami, apapun yang saya lakukan harus
seizin suami. Sinergi antara saya
dan suami akan membuat keluarga bahagia.
Anak-anak
adalah investasi kami sebagai orangtua. Sudah merupakan kewajiban bagi kami
untuk bisa mendidik anak-anak menjadi bintang yang sholeh sehingga kelak akan
membahagiakan kita dunia dan akhirat. Ketika anak berusia dibawah 7 tahun maka
apapun yang kita lakukan harus sesuai dengan mereka. Jika mereka membutuhkan
kita, kita harus ada. Pendidikan di tujuh tahun pertama sangat penting sehingga
kita sebagai orangtua harus terus mendampingi tumbuh kembang mereka.
3.
Melakukan hobi saya
Saya
suka menulis cerita anak, saya suka mendongeng, saya suka mengajar. Ketika saya
punya waktu luang maka saya akan segera bergerak untuk melakukan sesuatu yang
berhubungan dengan passion saya. Ketika saya bersama anak, saya membacakan
cerita saya juga sedang melakukan hobi membacakan cerita. Ketika anak anteng
segera saya bergerak ke komputer dan mengetik.
Saat
ini saya juga mengajar di TK, ya… di TK saya betul betul menyalurkan hobi saya
bersama anak-anak; bercerita, menyanyi, bergerak bebas. Asyik? Yaa luar biasa,
memberikan kebahagiaan tersendiri. Bagaimanapun kesalnya anak-anak bertingkah
tapi tetap saya mengagumi mereka.
3
aktivitas yang tidak penting
1. Menonton
yang tidak berkualitas
2. Mengobrol
tidak jelas
3. Melamun
Jadwal
harian saya:
03.00 sholat+tilawah
04.00 shubuh
04. 15 siapkan
sarapan dan bekal anak
(jika
anak ketiga bangun biasanya jadwal agak kacau)
06.00 menjemur
baju
06.30 bersiap
ke sekolah (mandiin ade, menyiapkan diri)
07.30 berangkat
mengajar
11.00 pulang
sekolah
11.30 istirahat,
makan, sholat dhuhur
13.00 boboin
ade qiya
Beberes,
nyapu, cuci piring,dll
14.30 fleksible
time
15.00 ashar
Fleksible
time
18.00 maghrib
Makan
Mengaji
19.30 bercerita
Boboin
anak-anak
21.00 tidur
*fleksible time bisa digunakan untuk baca,
menemani ade main,dll
Sabtu, 19 November 2016
Learn How to Learn #NHW5
NHW#5
Learn How To Learn
Bismillahirrohmaanirrohiim,
ema matrikulasi kali ini
adalah Learn how to Learn, belajar
bagaimana belajar. Bagi saya belajar
adalah sebuah kegiatan yang mengasyikan meski terkadang ada tantangannya juga.
Petualangan belajar saya yang mulai mengesankan adalah ketika SD saya suka
bahasa Inggris meski ketika itu di SD belum dipelajari. Ketika menonton film
berbahasa inggris bagi saya sangat mengasyikan. Bahasanya terdengar indah bagi
saya, sehingga mulailah saya mencari sumber bacaan berbahasa inggris. Ketika
tidak tahu artinya maka saya akan bertanya atau melihat kamus. Ketika itu seorang
guru berbahasa inggris mengatakan bahwa saya fasih mengucapkan kalimat
berbahasa inggris. Wow .. sebuah pujian yang ketika itu saya tidak paham karena
diucapkan dalam bahasa inggris, tapi ketika di terjemahkan dan tahu artinya hal
itu memotivasi saya untuk terus belajar bahasa inggris. Hingga ketika SMA saya
mulai menikmati lomba. English Contest yang terus saya ikuti hingga ketika di
bangku kuliah saya meraih predikat juara.
Dari lomba itu saya mulai
menikmati tampil di depan umum, hingga ketika kuliah saya sering menghadiri
ta’lim, bergabung di Karisma-Salman, memunculkan sebuah cita-cita, sebuah
impian bahwa kelak saya lah yang harus ada di depan berbicara di depan publik.
Alhamdulillah … impian itu terwujud sekarang. Menikmati sebagai seorang public
speaker, seorang storyteller yang menyampaikan ilmu kepada publik; para ibu dan
anak-anak.
Proses belajar saya
bervariasi, saya merasa bahwa kekuatan saya adalah auditori. Saya begitu suka
hadir disebuah seminar, mendengarkan para ahli berbicara dan berbagi. Tapi saya
juga visual dan kinestetik. Belajar yang paling menyenangkan buat saya adalah
ketika saya bisa melibatkan five senses
saya ketika belajar. Belajar sambil praktek adalah hal yang menyenangkan karena
tidak monoton dan membuat semua indera kita bergerak.
Bagi saya menempuh
pendidikan di bangku kuliah di jurusan Administrasi Niaga dibandingkan di
sekolah pendidikan guru TK lebih menyenangkan di PGTK. Mengapa? Karena saya
banyak praktek; bernyanyi, berkreatifitas, menari, bergerak dan bergerak menggunakan
ekspresi, tangan, kaki kita. Kegiatan itu membuat saya semakin hidup, semakin
berwarna warni.
Nah, sekarang ketiga anak
saya punya gaya belajar berbeda. Aa Raz menurut tes psikotes adalah seorang
visual. Yaa, dia memang suka menggambar. Tapi terkadang juga auditori. Anak
kedua Riz auditori kinestetik. Memori kuat ketika ia mendengar murotal,
sehingga dari sisi hapalan Riz lebih unggul. Tapi dia juga eksplorasinya kuat.
Motorik kasarnya bagus sehingga ketika berhadapan dengan kesulitan ia mau
berusaha sendiri, ia juga senang mengamati. Ia belajar banyak dari alam, karena
basicly he loves nature. Si kecil Rez
saat semua gaya belajar ia gunakan. Secara auditori ia sudah hapal Ar Rahman
1-20 di usia 3 tahun dari mendengar kami sekeluarga melafalkan Ar Rahman. Jadi
program belajar utama dirumah sekarang adalah setiap saat memutar speaker
qur’an agar anak-anak di manapun mereka berada selalu quran dalam hatinya.
Qur’an sama hal nya dengan musik/lagu. Kalau dulu ketika saya belum tahu selalu
memutar lagu, dan selalu terngiang ngiang kapanpun sekarang Qur’an lah yang
harus menghiasi hati kami sekeluarga.
Wallahu
‘alam
Langganan:
Postingan (Atom)