BELAJAR
MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL
oleh Nia Kurniawati
Sejak memutuskan menjadi
Nyonya Ramadhan saya banyak belajar. Ketika lahir Razifa 11 tahun yang lalu
saya pun memulai perjalanan saya sebagai seorang ibu. Trial and error, itulah
yang saya alami. Tapi saya suka belajar termasuk belajar parenting sehingga sedikit
demi sedikit saya bangun dari ketidaktahuan saya. Saya suka kemandirian, sehingga ketika
menjalani tugas saya jalankan sesuai kemampuan saya, tidak menunggu orang lain.
Namun seiring perkembangan anak, bertambahnya anak terkadang saya kewalahan juga.
Sehingga mau tidak mau saya harus belajar mendelegasikan tugas.
Saya sangat terinspirasi
oleh seorang wanita bernama Neni Utami Adiningsih. Beliau adalah seorang
manajer domestik begitu beliau menyebut dirinya dalam kartu nama. Ketika saya
baru belajar menjadi ibu saya banyak merenung. Langkah apa yang seharusnya saya
ambil untuk melakukan yang terbaik bagi keluarga saya.
Saya adalah seorang manajer
sehingga saya tidak mau direpotkan oleh penjemputan anak, tugas-tugas yang bisa
dikerjakan oleh orang lain dan saya bisa mengerjakan hobi saya menjadi
rupiah(hehe ..). jadi saat ini saya mendelegasikan tugas menjemput pada pa ojeg
yang bisa dipercaya. Dan pekerjaan seperti setrika baju saya delegasikan juga
pada orang lain karena saya juga sekarang punya pekerjaan yang harus saya
lakukan bersama si kecil qiya.
Oleh karena itu tiga hal
prioritas bagi saya adalah:
1.
Ibadah kepada Allah
Ibadah
adalah kebutuhan kita. Dalam kondisi apapun ibadah harus menjadi prioritas
saya. Ini adalah bekal bagi saya untuk bahagia di dunia dan akhirat kelak
2.
Memenuhi hak suami dan anak
Berbakti
pada suami adalah kewajiban saya sebagai istri. Ridho Allah ada pada ridho
suami, apapun yang saya lakukan harus
seizin suami. Sinergi antara saya
dan suami akan membuat keluarga bahagia.
Anak-anak
adalah investasi kami sebagai orangtua. Sudah merupakan kewajiban bagi kami
untuk bisa mendidik anak-anak menjadi bintang yang sholeh sehingga kelak akan
membahagiakan kita dunia dan akhirat. Ketika anak berusia dibawah 7 tahun maka
apapun yang kita lakukan harus sesuai dengan mereka. Jika mereka membutuhkan
kita, kita harus ada. Pendidikan di tujuh tahun pertama sangat penting sehingga
kita sebagai orangtua harus terus mendampingi tumbuh kembang mereka.
3.
Melakukan hobi saya
Saya
suka menulis cerita anak, saya suka mendongeng, saya suka mengajar. Ketika saya
punya waktu luang maka saya akan segera bergerak untuk melakukan sesuatu yang
berhubungan dengan passion saya. Ketika saya bersama anak, saya membacakan
cerita saya juga sedang melakukan hobi membacakan cerita. Ketika anak anteng
segera saya bergerak ke komputer dan mengetik.
Saat
ini saya juga mengajar di TK, ya… di TK saya betul betul menyalurkan hobi saya
bersama anak-anak; bercerita, menyanyi, bergerak bebas. Asyik? Yaa luar biasa,
memberikan kebahagiaan tersendiri. Bagaimanapun kesalnya anak-anak bertingkah
tapi tetap saya mengagumi mereka.
3
aktivitas yang tidak penting
1. Menonton
yang tidak berkualitas
2. Mengobrol
tidak jelas
3. Melamun
Jadwal
harian saya:
03.00 sholat+tilawah
04.00 shubuh
04. 15 siapkan
sarapan dan bekal anak
(jika
anak ketiga bangun biasanya jadwal agak kacau)
06.00 menjemur
baju
06.30 bersiap
ke sekolah (mandiin ade, menyiapkan diri)
07.30 berangkat
mengajar
11.00 pulang
sekolah
11.30 istirahat,
makan, sholat dhuhur
13.00 boboin
ade qiya
Beberes,
nyapu, cuci piring,dll
14.30 fleksible
time
15.00 ashar
Fleksible
time
18.00 maghrib
Makan
Mengaji
19.30 bercerita
Boboin
anak-anak
21.00 tidur
*fleksible time bisa digunakan untuk baca,
menemani ade main,dll